Wednesday 5 June 2013

Objek Wisata Kota Surakarta



Tempat wisata atau objek wisata di Kota Surakarta antara lain :

KERATON KASUNANAN
Keraton Kasunanan disebut juga Keraton Surakarta Hadiningrat, dibangun oleh raja Pakoe Boewono ke-2 pada tahun 1745 Masehi. Sebelumnya Ibukota Keraton berada di Kartosura yang berjarak ± 12 km Barat Kota Solo.
Secara umum pembagian keraton meliputi: Komplek Alun-Alun Lor/Utara. Kompleks Sasana Sumawa, Kompleks Sitihinggil,, Kompleks Kemandungan Lor/Utara, Kompleks Sri Manganti, Komplek kedhton, Kompleks Kamagangan. Kompleks ini juga dikelilingi dengan Baluwarti, sebuah dinding pertahanan dengan tinggi sekitar 3-5 meter dan tebal sekitar 1 meter tanpa ajungan. Trademark keraton adalah panggung sangga Buwana, menara tempat bertempatnya Raja dengan Ratu KIDUL (Pengusa Laut Selatan)

Pura Mangkunegara
Pura  Mangkunegaran atau Puro Mangkunegaran dalam pelafalan bahasa Jawa, adalah salah satu istana yang ada di kota Solo, meskipun bentuknya lebih kecil dari Keraton Surakarta, namun keindahannya masih terlihat hinggaga sekarang. Seperti yang disebutkan di berbagai sumber, Pura Mangkunegaran dibangun setelah Perjanjian Salatiga di tahun 1757. Sama halnya seperti Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran juga mengalami perubahan pada arsitektur bangunannya, yang bisa dilihat dari percampuran gaya Eropa di beberapa bagian bangunan. Diperkirakan bentuk Pura Mangkunegaran yang sekarang ini dibangun oleh KGPAA Mangkunegara II yang memerintah antara tahun 1804-1866.
Di sini juga pengunjung diajak untuk menelurusi jejak sejarah dan peninggalan yang mengagumkan, karena selain bangunan yang indah, Pura Mangkunegaran juga menyimpan koleksi buku dan sastra. Semuanya tertata di Rekso Pustaka ( Rekso Pustoko, dalam lafal Jawa) yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegoro IV, untuk menjaga khazanah ilmu yang berkembang di Pura Mangkunegaran.
Pura Mangkunegaran ini terletak di pusat kota Solo, sehingga mudah untuk dijangkau dengan berbagai sarana transportasi. Tepatnya terletak diantara Jl. Ronggo Warsito, Jl. Kartini, Jl. Siswa dan Jl. Teuku Umar

Taman Sriwedari
Pakubuwono X pada mulanya membuat Taman Sriwedari sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan, terinspirasi mitos tentang keberadaan sebuah taman di surga. Pada awalnya, taman ini terletak di sebuah lokasi yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Saat ini, taman rekreasi ini mempunyai beberapa fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa, restoran-restoran kecil, dan stan penjualan suvenir.
Di dalam kompleks taman ini juga terdapat sebuah atraksi yang terkenal yaitu wayang orang. Atraksi ini digelar tiap malam, menampilkan penari wayang orang dan penyanyinya. Orang yang pentas setiap malam mulai jam 20.00 – 22.30 WIB, kecuali hari minggu

Taman Satwataru Jurug
Sebuah taman rekreasi di Jl. Ir. Sutami yang terletak di tepi Bengawan Solo. Pengunjung bisa bersantai di bawah pepohonan sambil menikmati keindahan Bengawan Solo dan menyaksikan satwa-satwa yang saat ini ada 60 jenis, termasuk satwa yang telah dikeringkan bernama Kyai Anggoro. Di taman ini terdapat pula Monumen Gesang yang dibangun untuk menghormati jasa Bapak Gesang Sang Maestro Keroncong dengan lagu Bengawan Solo-nya, serta Sanggar Gesang yang saat ini digunakan untuk pertunjukan seni musik keroncong. Fasilitas yang tersedia : panggung hiburan, arena bermain anak, wasata air, kios cendera mata, rumah makan

Monumen Pers Nasional
Monumen Pers Nasional terletak di Jl. Gajahmada Surakarta. Bangunan ini didirikan untuk memperingati Hari Jadi Pers, yaitu hari pertemuan para wartawan seluruh Indonesia (PWI) pada tanggal 9 Februari 1946. Di dalam Monumen Pers tersimpan naskah dan dokumen kuno yang merupakan bukti-bukti sejarah perjalanan pers nasional dan perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan, hingga zaman pemerintahan saat ini. Oleh karena itu Monumen Pers Nasional tepat menjadi objek wisata pendidikan

Kampung Batik Laweyan dan Kauman
Dua kawasan ini terkenal sebagai kampung batik. Kampung ini telah ada sejak masa awal Kareton Surakarta. Selain beragam batik khas Solo, wisatawan juga dapat menikmati eksotika bangunan kuno juragan batik

PASAR WINDUJENAR
Dikenal sebagai Triwindu adalah pasar tradisional yang menjual benda-benda antik yang bernilai seni tinggi. Pasar Triwindu bersala dari kata Tri yang berarti tiga dan windu yang berarti delapan jadi triwindu beartik 3x8 = 24 jadi pasar Triwindu yang didirikan  pada tahun 1939 untuk memperingati 24 tahun KGPP mangkunegara VII bertahta, pasar ini dihadiahkan kepada istrinya. Saat ini psar Windu Jenar telah ditata dengan arsitektir khas Solo agar lebih menarik dan agar membuat nyaman wisatawan