Wednesday 5 June 2013

Objek Wisata Kota Surakarta



Tempat wisata atau objek wisata di Kota Surakarta antara lain :

KERATON KASUNANAN
Keraton Kasunanan disebut juga Keraton Surakarta Hadiningrat, dibangun oleh raja Pakoe Boewono ke-2 pada tahun 1745 Masehi. Sebelumnya Ibukota Keraton berada di Kartosura yang berjarak ± 12 km Barat Kota Solo.
Secara umum pembagian keraton meliputi: Komplek Alun-Alun Lor/Utara. Kompleks Sasana Sumawa, Kompleks Sitihinggil,, Kompleks Kemandungan Lor/Utara, Kompleks Sri Manganti, Komplek kedhton, Kompleks Kamagangan. Kompleks ini juga dikelilingi dengan Baluwarti, sebuah dinding pertahanan dengan tinggi sekitar 3-5 meter dan tebal sekitar 1 meter tanpa ajungan. Trademark keraton adalah panggung sangga Buwana, menara tempat bertempatnya Raja dengan Ratu KIDUL (Pengusa Laut Selatan)

Pura Mangkunegara
Pura  Mangkunegaran atau Puro Mangkunegaran dalam pelafalan bahasa Jawa, adalah salah satu istana yang ada di kota Solo, meskipun bentuknya lebih kecil dari Keraton Surakarta, namun keindahannya masih terlihat hinggaga sekarang. Seperti yang disebutkan di berbagai sumber, Pura Mangkunegaran dibangun setelah Perjanjian Salatiga di tahun 1757. Sama halnya seperti Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran juga mengalami perubahan pada arsitektur bangunannya, yang bisa dilihat dari percampuran gaya Eropa di beberapa bagian bangunan. Diperkirakan bentuk Pura Mangkunegaran yang sekarang ini dibangun oleh KGPAA Mangkunegara II yang memerintah antara tahun 1804-1866.
Di sini juga pengunjung diajak untuk menelurusi jejak sejarah dan peninggalan yang mengagumkan, karena selain bangunan yang indah, Pura Mangkunegaran juga menyimpan koleksi buku dan sastra. Semuanya tertata di Rekso Pustaka ( Rekso Pustoko, dalam lafal Jawa) yang dibangun oleh KGPAA Mangkunegoro IV, untuk menjaga khazanah ilmu yang berkembang di Pura Mangkunegaran.
Pura Mangkunegaran ini terletak di pusat kota Solo, sehingga mudah untuk dijangkau dengan berbagai sarana transportasi. Tepatnya terletak diantara Jl. Ronggo Warsito, Jl. Kartini, Jl. Siswa dan Jl. Teuku Umar

Taman Sriwedari
Pakubuwono X pada mulanya membuat Taman Sriwedari sebagai tempat rekreasi dan peristirahatan bagi keluarga kerajaan, terinspirasi mitos tentang keberadaan sebuah taman di surga. Pada awalnya, taman ini terletak di sebuah lokasi yang dinamakan Kebon Rojo atau Taman Raja. Saat ini, taman rekreasi ini mempunyai beberapa fasilitas hiburan baik untuk anak kecil maupun dewasa, restoran-restoran kecil, dan stan penjualan suvenir.
Di dalam kompleks taman ini juga terdapat sebuah atraksi yang terkenal yaitu wayang orang. Atraksi ini digelar tiap malam, menampilkan penari wayang orang dan penyanyinya. Orang yang pentas setiap malam mulai jam 20.00 – 22.30 WIB, kecuali hari minggu

Taman Satwataru Jurug
Sebuah taman rekreasi di Jl. Ir. Sutami yang terletak di tepi Bengawan Solo. Pengunjung bisa bersantai di bawah pepohonan sambil menikmati keindahan Bengawan Solo dan menyaksikan satwa-satwa yang saat ini ada 60 jenis, termasuk satwa yang telah dikeringkan bernama Kyai Anggoro. Di taman ini terdapat pula Monumen Gesang yang dibangun untuk menghormati jasa Bapak Gesang Sang Maestro Keroncong dengan lagu Bengawan Solo-nya, serta Sanggar Gesang yang saat ini digunakan untuk pertunjukan seni musik keroncong. Fasilitas yang tersedia : panggung hiburan, arena bermain anak, wasata air, kios cendera mata, rumah makan

Monumen Pers Nasional
Monumen Pers Nasional terletak di Jl. Gajahmada Surakarta. Bangunan ini didirikan untuk memperingati Hari Jadi Pers, yaitu hari pertemuan para wartawan seluruh Indonesia (PWI) pada tanggal 9 Februari 1946. Di dalam Monumen Pers tersimpan naskah dan dokumen kuno yang merupakan bukti-bukti sejarah perjalanan pers nasional dan perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, kemerdekaan, hingga zaman pemerintahan saat ini. Oleh karena itu Monumen Pers Nasional tepat menjadi objek wisata pendidikan

Kampung Batik Laweyan dan Kauman
Dua kawasan ini terkenal sebagai kampung batik. Kampung ini telah ada sejak masa awal Kareton Surakarta. Selain beragam batik khas Solo, wisatawan juga dapat menikmati eksotika bangunan kuno juragan batik

PASAR WINDUJENAR
Dikenal sebagai Triwindu adalah pasar tradisional yang menjual benda-benda antik yang bernilai seni tinggi. Pasar Triwindu bersala dari kata Tri yang berarti tiga dan windu yang berarti delapan jadi triwindu beartik 3x8 = 24 jadi pasar Triwindu yang didirikan  pada tahun 1939 untuk memperingati 24 tahun KGPP mangkunegara VII bertahta, pasar ini dihadiahkan kepada istrinya. Saat ini psar Windu Jenar telah ditata dengan arsitektir khas Solo agar lebih menarik dan agar membuat nyaman wisatawan

Objek Wisata Kabupaten Klaten



Tempat wisata atau objek wisata di Kabupaten Klaten antara lain :

Candi Prambanan
adalah mahakarya kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangunannya yang langsing dan menjulang setinggi 47 meter membuat kecantikan arsitekturnya tak tertandingi.
Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan

Candi Sewu
merupakan kompleks candi berlatar belakang agama Buddha terbesar di Jawa tengah di samping Borobudur, yang di bangun pada akhir abad VIII M. Ditinjau dari luas dan banyaknya bangunan yang ada di dalam kompleks, diduga Candi Sewu dahulu merupakan candi kerajaan dan salah satu pusat kegiatan keagamaan yang cukup penting pada jamannya. Sedangkan dilihat dari lokasi, letak Candi Sewu yang tidak jauh dari Candi Prambanan, menunjukkan bahwa pada saat itu dua agama besar dunia yaitu Hindu dan Buddha berdampingan secara damai

Candi Plaosan
Terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Percandian ini terdiri dari dua kelompok bangunan candi yaitu Plaosan Lord an Plaosan Kidul. Plaosan Lor memiliki dua candi utama dalam posisi berjajar utara – selatan dan menghadap ke barat, sedangkan Plaosan Kidul berada disebelah utaranya, berupa sebuah batur pendopo yang dikelilingi dua deret stupa. Kedua candi utama memiliki halaman sendiri-sendiri yang dibatasi pagar batu dengan pintu-pintu gerbang. Kedua halaman dikelilingi oleh tiga deret candi perwara dan stupa yang berjumlah 174 buah. Candi ini dibangun pada pertengahan abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisurinya. Kelompok candi Plaosan Lor (utara) terdiri atas 2 candi induk, 58 Perwara dan 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan Kidul (selatan) hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing diatasnya berdiri sebuah biara bertingkat dua. Tingkat atas untuk tempat tinggal para pendeta Budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan. Alam nan permai disekitamya. Bangunan ini sangat unik, berbeda dengan bangunan bangunan sesamanya dan lebih mengesankan sebuah kraton (istana). Diperkirakan Balaputera Dewa dari dinasti Syailendra yang beragama Budha mendirikannya pada pertengahan abad 9 Masehi sebagai benteng pertahanan strategis terhadap Rakai Pikatan

Candi Plaosan
Terletak di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Percandian ini terdiri dari dua kelompok bangunan candi yaitu Plaosan Lord an Plaosan Kidul. Plaosan Lor memiliki dua candi utama dalam posisi berjajar utara – selatan dan menghadap ke barat, sedangkan Plaosan Kidul berada disebelah utaranya, berupa sebuah batur pendopo yang dikelilingi dua deret stupa. Kedua candi utama memiliki halaman sendiri-sendiri yang dibatasi pagar batu dengan pintu-pintu gerbang. Kedua halaman dikelilingi oleh tiga deret candi perwara dan stupa yang berjumlah 174 buah. Candi ini dibangun pada pertengahan abad 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisurinya. Kelompok candi Plaosan Lor (utara) terdiri atas 2 candi induk, 58 Perwara dan 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan Kidul (selatan) hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing-masing diatasnya berdiri sebuah biara bertingkat dua. Tingkat atas untuk tempat tinggal para pendeta Budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan. Alam nan permai disekitamya. Bangunan ini sangat unik, berbeda dengan bangunan bangunan sesamanya dan lebih mengesankan sebuah kraton (istana). Diperkirakan Balaputera Dewa dari dinasti Syailendra yang beragama Budha mendirikannya pada pertengahan abad 9 Masehi sebagai benteng pertahanan strategis terhadap Rakai Pikatan

Makam Sunan Pandanaran – Bayat
Makam ini juga dikenal dengan nama makam Sunan Bayat, merupakan makam seorang ulama penyebar agama Islam. Terletak di Desa Paseban, Kec. Bayat, berjarak sekitar 15 km dari Kota Klaten kearah  selatan.
Makamnya terletak di atas bukit. Kompleks makam Tembayat ini sendiri dibangun sejak tahun 1526 (sengkala: murti sarira jleging ratu) dengan nuansa Hindu yang sangat kental. Jadi lebih tua dari makam Imogiri. Desain kompleks makam ini mengikuti pandangan kosmologis masyarakat Jawa. Begitu masuk, sudah disamput gapura Segara Muncar yang berbentuk candi bentar. Gapura ini sekarang sudah menyatu dengan kompleks permukiman warga dan berdiri di sudut lapangan balai desa. Agak naik ke atas, kita akan bertemu gapura Dhuda, juga berupa candi bentar. Berturut-turut akan menemui gapura Pangrantunan berbentuk paduraksa tanpa pintu, gapura Panemut yang berbentuk candi bentar, gapura Pamuncar seperti gapura Panemut, dan gapura Bale Kencur yang berbentuk paduraksa yang berdaun pintu.  Setelah gapura terakhir, kita akan menemui masjid usianya setua usia kompleks makam ini. Ukurannya kecil, bahkan untuk masuk masjid harus menundukkan kepala. Arsitektur majsid jawa dengan 4 soko guru. Bahan kayu yang dipakai untuk sokoguru, pintu, dan jendela masih asli. Bedung yang sudah termakan usia juga masih ada, ditaruh di luar. Makam tersebut terletak di dalam sebuah bangunan yang luas dan tertutup (lihat foto bawah), dengan tembok yang tebal. Di dalam ruangan, makam tersebut juga ditutupi oleh bangunan dari kayu, dengan selambu kain warna putih.. Di sekitar bangunan tersebut juga terdapat senjata tombak dan paying

Makam R. Ng. Ranggawarsita
Makam R. Ng. Ranggawarsita terletak di Desa Palar Kab. Klaten, banyak dikunjungi oleh para peziarah terutama kaum cerdik karena diyakini bahwa beliau seorang cendikiawan yang patut diteladani.
R. Ng. Ranggawarsita sewaktu muda Burham terkenal nakal dan gemar judi. Ia dikirim kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kyai Imam Besari pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di Desa Tegalsari (Ponorogo). Pada mulanya ia tetap saja bandel, bahkan sampai kabur ke Madiun. Setelah kembali ke Ponorogo, konon, ia mendapat "pencerahan" di Sungai Kedungwatu, sehingga berubah menjadi pemuda alim yang pandai mengaji. Bagus Burham diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom bergelar Raden Ngabei Ronggowarsito, menggantikan ayahnya yang meninggal di penjara Belanda tahun 1830. Lalu setelah kematian kakeknya (Yasadipura II), Ranggawarsita diangkat sebagai pujangga keraton Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14 September 1845.
Pada masa inilah Ranggawarsita melahirkan banyak karya sastra. Hubungannya dengan Pakubuwana VII juga sangat harmonis. Ia juga dikenal sebagai peramal ulung dengan berbagai macam ilmu kesaktian. Naskah-naskah babad cenderung bersifat simbolis dalam menggambarkan keistimewaan Ranggawarsita. Misalnya, ia dikisahkan mengerti bahasa binatang. Ini merupakan simbol bahwa, Ranggawarsita peka terhadap keluh kesah rakyat kecil. Ranggawarsita meninggal dunia secara misterius tanggal 24 Desember 1873. Anehnya, tanggal kematian tersebut justru terdapat dalam karya terakhirnya, yaitu Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri. Hal ini menimbulkan dugaan kalau Ranggawarsita meninggal karena dihukum mati, sehingga ia bisa mengetahui dengan persis kapan hari kematiannya

Makam Ki Ageng Gribig
Ki Ageng Gribig yang bernama asli Wasibagno Timur atau ada yang menyebutkan Syekh Wasihatno, merupakan keturunan Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Yang mana disebutkan bahwa beliau adalah putra dari Raden  Mas Guntur atau Prabu Wasi Jaladara atau Bandara Putih, putra dari Jaka Dolog adalah putra Prabu Brawijaya V raja terakhir kerajaan Majapahit. Ia adalah seorang ulama besar yang memperjuangkan Islam di pulau Jawa, tepatnya di Desa Krajan, Jatinom, Klaten
Banyak peninggalan-peninggalan beliau yang menjadi bukti sejarah bahwa Ki Ageng Gribig adalah ulama besar yang berhasil dalam dakwahnya. Salah satu peninggalannya adalah Masjid Besar Jatinom yang dulu dijadikan pusat belajar mengajar, serta tongkat beliau yang sampai sekarang dijadikan sebagai tongkat Khotib ketika shalat Jum'at, serta kolam wudhu yang konon adalah tempat wudhu Ki Ageng Gribig beserta santrinya yang berjarak 50 meter dari Masjid yang bernama Sendang Plampeyan, Gua Suran dan juga Gua Belan. Gua Suran letaknya tak jauh dari Mesjid Besar Jatinom. Gua ini, dulunya, adalah tempat bersemedi Ki Ageng Gribig. Konon, ular dan macan menjadi penjaganya, saat ia bersemedi. Meski berbentuk terowongan, Gua Suran ini tidak terlalu dalam, bahkan lebarnya hanya selebar tubuh manusia. Tingginya, memaksa orang yang masuk ke dalam untuk merunduk, agar tak terantuk atap gua. Tak jauh dari Gua Suran ini, Ki Ageng Gribig sempat memanfaatkan sebuah bangunan kecil sebagai tempat ibadah, saat ia pertama kali datang ke Jatinom

Jombor Permai
Kawasan Rawa Jombor merupakan daya tarik wisata yang memiliki potensi yang baik dengan pemandangan alamnya yang indah. Rawa Jombor mempunyai fungsi sebagai irigasi, perikanan dan rekreasi. Rawa Jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten atau sebelah selatan sejauh 15 kilometer dari Kota Klaten. Merupakan daerah wisata alam dipadukan dengan kuliner hidangan air tawar. Warung apung sebetulnya hanyalah sebuah bangunan yang mengapung di atas air. Namun warung apung di Rawa Jombor ini memberikan daya tarik tersendiri berikut nuansa kuliner yang ditawarkan. Jumlah warung apung di Rawa Jombor ini cukup banyak dan dibatasi per kapling, para pengunjung tinggal memilih warung apung yang akan dijadikan tempat untuk menikmati wisata kuliner di Rawa Jombor

Dales Indah
Deles Indah merupakan Obyek Wisata yang terletak di lereng kaki gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles berada di Wilayah Desa Sidorejo Kecamatan Kemalang, dengan ketinggian antara 800 m – 1300 m diatas permukaan laut. Deles mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam pegunungan. Dari obyek wisata deles dapat dilihat pemandangan puncak Merapi dengan nyata, pemandangan kota Klaten yang dihiasi dengan cerobong Perusahaan Gula gondang Baru & perusahaan Ceper Baru dengan berselendangkan Rowo Jombor dengan Jajaran Gunung Kapurnya merupakan Panorama yang Indah. Di sekitar Deles Indah ini dikenal pula beberapa peninggalan sejarah dan juga tempat rekreasi khusus antara lain  : Bekas Pesanggrahan Sunan Paku Buwono X Makam Kyai Mloyopati Sendang Kali Reno Taman Rekreasi Ngajaran Taman Pemandangan Pring Cendani Gua sapuangin / Siluman

Sumber Air Ingas
Merupakan pemandian dengan sumber air alami yang berasal dari umbul sekitarnya dan dengan panorama alam yang indah serta sejuk,  Terletak  di Desa Cokro, Kec. Tulung, berjarak  sekitar 17 km dari Kota Klaten kearah utara.   Sumber Air Ingas memiliki luas ± 15.000 m2 terbentang dipinggiran kali busur yang mengalir dari utara ke selatan, sehingga pengunjung yang akan memasuki obyek wisata ini harus meniti jembatan gantung yang justru merupakan daya tarik sendiri dari obyek obyek wisata yang lain. Sumber Air Ingas dengan panorama alamnya yang sejuk dan indah, dan juga disini ada kolam renang, warung warung untuk santai serta lahan untuk tempat peristirahatan yang teduh di bawah rindangnya pepohonan yang besar dan kicauan burung. Obyek wisata ini sangat ramai apabila menjelang bulan puasa tiba banyak pengunjung yang padusan di obyek ini dengan kepercayaan bahwa puasanya akan dapat lancer tanpa halangan suatu apapun harinya

Desa Wisata Melikan
Adalah sebuah desa yang penghasilan masyarakatnya dari pengrajin gerabah, 12 Km jaraknya dari Kota Klaten. Bahan baku kerajinan gerabah Melikan menggunakan tanah liat yang diperoleh dari daerah sekitar, mempunyai keunikan karena cara pembuatannya dengan tehnik putaran miring dan pengrajinnya yang kebanyakan kaum wanita sangat menjaga adat  budaya ketimuran. Produksi kerajinan keramik  Melikan sangat beragam baik jenis, ukuran , bentuk dan warnanya. Di lokasi ini  juga terdapat Guest Hose, Gedung Laboratorium bantuan pemerintah Jepang, wisata hutan, kesenian campursari larasmadya

Desa Wisata Duwet
Terletak di Kec. Ngawen, merupakan desa agraris  dengan kehidupan masyarakat yang harmonis dan masih melestarikan tradisi  serta budaya Jawa. Mempunyai daya tarik wisata  keindahan alam, kegiatan pertanian, situs sejarah candi Merak, industri kerajinan (bambu, sulak bulu ayam, wayang kulit), tradisi lokal (bersih desa, saparan, sadranan, sambatan, kumbakarnan)  dan atraksi seni budaya seperti pertunjukan wayang, karawitan dan gejog lesung, kethoprak, jathilan, dll. Selain itu para pengunjung juga dapat menikmati makanan khas berupa rengginang ketela. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke desa wisata Duwet dapat menggunakan sarana angkutan pedesaan,  dan bagi yang ingin menginap tersedia sarana akomodasi berupa pondok wisata yang dikelola masyarakat

Objek Wisata Kabupaten Wonogiri



Tempat wisata atau objek wisata di Kabupaten Wonogiri antara lain :

Waduk Gajah Mungkur
Waduk Gajah Mungkur terletak ± 2,5 Km arah selatan Kota Wonogiri. Panorama alam yang asri, indah dan sejuk dengan fasilitas Rumah Makan Apung, Keramba, Hotel, Rumah Makan Special Ikan Bakar sangat tepat sebagai pelepas dan tempat istirahat yang nyaman bagi keluarga.

Sendang Asri
Obyek ini terletak  di Desa Sendang, Kec. Wonogiri ditepi Waduk Gajah Mungkur, 6 km arah barat Kota Wonogiri, daya tarik yang dijual selain wisata air ( perahu motor, jet ski, jet boat ), kebun binatang mini, pada event tertentu dapat mnikmati, ganthole, paralayang, dayung, balap sepeda, upacara jamasan pusaka Mangkunegaran I dsb.
Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir, MCK, Tempat pemancingan, rumah makan, penginapan, arena mainan anak-anak

Khayangan
Merupakan tempat petilasan pertapaan raja-raja dan priageng Jawa, sampai sekarang tempat ini dikeramatkan oleh Kasultanan Yogyakarta dan setiap sewindu sekali diadakan acara labuhan hageng oleh Kasultanan Yogyakarta, dan setiap selasa Kliwon dan malam Jum’at Kliwon banyak dikunjungi dengan tujuan nyepi dan minta berkah. Lokasi Khayangan di Desa Dlepih, Kec. Tirtomoyo berjarak 50 km dari Kota Wonogiri kearah tenggara

Goa Putri Kencono
Goa Putri Kencono ini terletak di  desa Wonodadi, berjarak 8 km  dari kecamatan Pracimantoro. Gua ini mempunyai luas 1000m2 dan mempunyai stalagmit dan stalagnit yang indah, dilengkapi dengan fasilitas yang tersedia : Tempat Parkir, MCK, warung makan, kios cenderamata

Pantai Nampu/Sembukan
Pantai Nampu dan Sembukan terletak di Kecamatan Paranggupito kurang lebih 40 Km arah selatan Kota Wonogiri. Pantai Sembukan terkenal sebagai pantai ritual yang ramai dikunjungi orang untuk bermeditasi dan ngalab berkah. menurut legenda pantai ini sebagi pintu gerbangnya kerajaan Nyi Roro Kidul dan setiap bulan suro diadakan upacara labuhan.
Pantai Nampu sangat elok dan alami dengan hamparan pasir putih dan pantai yang sangat panjang cocok untuk rekreasi keluarga dengan minuman kas air kelapa muda. Disamping pantai Nampu juga tidak kalah eloknya adalah pantai sembukan yang jaraknya dari Kantor Kecamatan Parnggupito kurang lebih berjarak 3,5 km, juga pada waktu-waktu tertentu diadakan acara larung yang juga dilanjutkan dengan acara wayangan

Argo Wisata Alam Asri
Terletak 9 km dari Kota Wonogiri kearah barat daya, Alam Asri merupakan  tempat pengembangan berbagai jenis ikan air tawar dengan memanfaatkan air waduk dengan sistim jala dan karamba terapung. Fasilitas yang tersedia : Tempat Parkir, MCK, warung makan terapung, arena pemancingan

Wisata Girimanik
Salah satu daya tarik wisata spiritual di Wonogiri wisata spiritual di Kecamatan Tirtomoyo, Paranggupito dan Slogohimo. Wisata alam Girimanik terdapat tiga air terjun, yakni air terjun Manikmoyo, air terjun Condromoyo, dan air terjun Tejomoyo. Pemandangan alam pegunungan yang asri dan alami dan air terjun serta Sendang Drajat dan Sendang Kanastren menjadi daya tarik tersendiri.
Setiap tahun, di Setren dilangsungkan upacara adat susuk wangan, yakni upacara syukur dari warga Setren atas hasil bumi yang diraih. Saat upacara susuk wangan itu, pengunjung bisa melihat ratusan ayam panggang yang dipersembahkan oleh para petani kepada Sang Khalik

Objek Wisata Kabupaten Boyolali



Tempat wisata atau objek wisata di Kabupaten Boyolali antara lain :

Umbul Pengging
pemandian ini dahulu digunakan oleh Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono X beserta kerabatnya. Umbul Pengging ini, setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan Even Padusan. Selain itu, ada sebuah ritual yang dilakukan pada hari-hari tertentu, yaitu ritual merendam diri di dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00 - 03.00 wib.
Umbul Pengging yang berada di Desa Dukuh Kecamatan Banyudono Boyolali, menurut berbagai sumber cerita merupakan peninggalan Ki Ageng Pengging ketika zaman peralihan kerajaan Majapahit pada Kerajaan Demak lantas dibangun oleh Keraton Surakarta. Penggunaannya pun dikhususkan untuk Raja dan kerabat kasunanan Surakarta.
Ada tiga buah pemandian, antara lain Pemandian Umbul Manten, Pemandian Umbul Ngabean, Pemandian Umbul Dudo. Tersedia Lapangan Tenis 2 band, Arena bermain, Kios cinderamata, pemancingan, dan rumah makan lesehan, rumah makan apung, parkir yang luas.

Agra Merapi – Merbabu
Terletak di Desa Lencoh, semirah dan Selo. Kec Solo diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, berjarak 20 km dari Kota Boyolali kearah barat, bagi pencinta alam dapat melakukan pendakian puncak Merapi maupun puncak Merbabu lewat jalur pendek. Fasilitas yang tersedia tempat parkir, MCK, Gardu Pandang, Alat teropong gunung, eumah makan, homestay

Ekowisata Taman Air Indonesia (ETASIA)
Etasia bukan sekedar taman bermain air tetapi juga taman edukasi keluarga . Terletak di  Tlatar  Kab. Boyolali.   Berbagai fasilitas tersedia untuk bersantai  sambil bermain dan belajar seperti :   kolam keceh dimana  kita bebas nyebur dan bersatu bersama ikan- ikan yang ada di kolam keceh tersebut, kolam renang untuk anak - anak  dengan airnya yang bersih dan segar tanpa kaporit, kemudian ada kolam becak air, pemancingan, taman dibawah pohon cemara dan juga ada wahana woodball etasia, flying fox serta terapi pijat dengan ikan. Disamping itu  tersedia pula  hidangan menu  masakan ikan air tawar.

Waduk Cengklik
Daya tarik wisata ini terletak di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, kearah timur laut Kota Boyolali, waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada jaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air. Lokasi berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo. Fasilitas yang tersedia : area pmenacingan, rekreasi air, karamba ikan, arena bersepeda, rumah makan terapung, pemancingan, dll

Makam Ki Ageng Pantaran
Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan Ampel. Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung Merbabu dan air terjun Si Pendok. Setiap tanggal 20 Suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.

Makam Gunung Tugel
Merupakan wisata ziarah, setiap malam Jum’at dan Selasa Kliwon banyak dikunjungi para peziarah, terletak di Desa Nglembu, Kec, Sambi, berjarak sekitar  20 km dari Kota Boyolali kearah  timur

Wisata Kedung Ombo
Obyek wisata tirta yang terletak di  Desa Wonoharjo, Kec. Kemusu, berjarak sekitar 50 km dari Kota Boyolali kearah utara. Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir, MCK, rumah making terapung, bumi perkemahan, pemancingan, mainan anak-anak, bangsal pertemuan, wisata air.
Waduk Kedung Ombo merupakan bendungan raksasa seluas 6.576 hektar yang areanya mencakup sebagian wilayah di tiga Kabupaten, yaitu; Sragen, Boyolali, dan Grobogan. Waduk yang membendung lima sungai itu terdiri dari wilayah perairan seluas 2.830 hektar dan 3.746 hektar lahan yang tidak tergenang air. terletak di  Desa Wonoharjo, Kec. Kemusu, berjarak sekitar 50 km dari Kota Boyolali kearah utara . Daya tarik wisata ini sekarang dikembangkan menjadi obyek wisata Tirta, Hutan, Budaya dan Agrowisata. Selain disuguhi pemandangan nan indah, para pengunjung Waduk Kedung Ombo bisa menikmati wisata air, menumpang perahu motor bertualang mengunjungi pulau-pulau yang bermunculan di tengah waduk. Anda penyuka ikan bakar atau hobi mengail ikan.

Desa Wisata Selo
Desa wisata ini terletak di jalur Kawasan Wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB), sekitar 20 Km dari Kota Boyolali. Keunikan dari desa wisata ini yang dapat dinikmati oleh wisatawan adalah panorama pedesaan yang dikombinasikan dengan pemandangan gunung Merapi dan Merbabu. Di sana sudah tersedia sarana akomodasi dengan pondok-pondok wisata yang dikelola sendiri oleh masyarakat setempat, sehingga wisatawan dapat berinterkasi secara langsung. Bagi wisatawan yang menyukai petualangan alam tersedia  paket wisata  pendakian  Gunung Merapi dan Merbabu. Selain itu wisatawan dapat menikmati sajian khas wisata kuliner berupa jadah bakar yang dipadukan dengan tempe bacem