Wednesday 19 September 2012

Asal Usul Gunung Putri


Obyek wisata Gunung Putri yang terletak di Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas merupakan cerita atau karya sejarah para pujangga Jawa zaman dahulu  yang termasuk dalam Babad Pasir karya serjarawan Belanda John Knebel yang di tulis tahun 1984 dengan di sajikan dalam tembang Macapat 39 pupuh dan 1467 bait.

Untuk cerita asal usul Gunung Putri itu sendiri disebutkan dalam pupuh ke-37 bait 1 sampai bait 4 yang menceritakan putri cantik bernama Dewi Rantansari yang pergi dan bertapa di puncak gunung hingga sampai hilang ( muksa ) sehingga akhirnya gunung tersebut di namakan Gunung Putri dan terletak di Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati. Berikut sinom yang menceritakan perjalanan Dewi Rantansari :

Sinom

Ki Kalong Pangrawit ika
Kala semanten winarni
Apanta ambubak bukak
Dhedusun saanak rabi
Wus dadya dhusuneki
Ran dhusun Ajibarang
Daya dhusun geng nglangkungi
Wong macepat kapencut tumut awisma
Yata cinatur samana
Sira Ki Kalong Pangrawit
Darbe atmaja wanudya
Warna ayu tanpa tandhing
Apan kasebat putrid
Putrid Ngajibarang ayu
Yata pan cinarita
Pangran Palangon ing Pasir
Pan akarsa besanan lan Ngajibarang
Gya utusan angelamar
Mring Ngajibarang sedyeki
Duk prapta ing gegeteyan
Nulya pinethuk mring jurit
Mundur wadya ing Pasir
Matur mring Pangeran gupuh
Gya pangeran utusan
Pepatihe kang tinudhing
Kinen mundhut putrid dhateng Ngajibarang
Putri Ngajibarang kesah
Angical minggah mring ardi
Milanipun sapunika
PAN KATELAH ARDI PUTRI
Kyai Kalong Pangrawit
Sakalangkung runtikipun
Mring Pangeran Pasir Batang
Magang mring Pajang Nagari
Nuwunaken kang siti kapitubelah  

Dalam bait ke 4 tersebut diatas, jelas disebutkan bahwa Putri Ngajibarang kesah (pergi) angical minggah mring ardi (menghilang diatas gunung) oleh karena gunung tersebut katelah (disebut) Gunung Putri. Peristiwa hilangnya Dewi Rantansari tersebut dikatakan bahwa beliau bertapa dan sesekali masih kelihatan dan dapat berkomunikasi manakala ada orang lewat. Tetapi lama kelamaan setelah bertapa sekian lama, beliau sudah tidak ada lagi. Dan oleh banyak pertapa bahwa Dewi Rantansari murca          ( majalah Jayabaya, edisi Juni 1986 )

Tuesday 18 September 2012

Padepokan Gunung Laos


Padepokan Gunung Laos merupakan suatu tempat yang terletak di Desa Kaliwangi. Merupakan sebuah gunung yang masih asri dan masih asli. Padepokan Gunung Laos merupakan karya cipta seorang putra daerah Banyumas yaitu Drs. Hadi Wasikoen yang lahir di Desa Karangtalun Lor. Beliau merupakan tokoh nasionalis.

Beliau Drs. Hadi Wasikoen yang pernah menjabat di Komisi IX DPR merupakan sosok yang peduli akan daerah asalnya.  Ide mendirikan Padepokan Gunung Laos tercipta manakala beliau sudah tidak menjabat lagi di DPR. Dan perlu diketahui bahwa Padepokan Gunung Laos merupakan tempat yang di punyai beliau pribadi namun kegunaannya sering untuk kepentingan umum. Hal ini menunjukkan bahwa beliau peduli akan pemeliharaan nilai-nilai radisional nenek moyang.

Atas dasar prinsip untuk memelihara, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan nenek moyang luhur, agar bangsa tetap kuat dan sentosa berdasarkan Pancasila, maka di buatlah Padepokan Gunung laos pada tahun 2001. Padepokan Gunung Laos Desa Kaliwangi sebagai lembaga swasta yang berusaha peduli terhadap pemeliharaan nilai-nilai tradisional khususnya di bidang kebudayaan

Padepokan Gunung Laos sering di gunakan  untuk tempat perkemahan, pagelaran wayang kulit, maupun out study bagi para mahasiswa. Ke depan Padepokan Gunung Laos Desa Kaliwangi dapat menjadi obyek wisata handal di Kecamatan Purwojati selain Gunung Putri Desa Kalitapen.

Demikian sekelumit informasi,tentang Padepokan Gunung laos Desa Kaliwangi.

Monday 17 September 2012

Pertelon Fans Club ( PFC )



Pertelon Fans Club merupakan kelompok pemuda yang didirikan pada tanggal 19 Agustus 2004, yang pada waktu itu diresmikan secara resmi oleh Kepala Desa Karangtalun Lor di Balai Desa Renggo Projo Mukti. Tanggal terbentuknya dikatakan sebagai bersamaan hari Jatingarang (jw).

Visi PFC tidak lain adalah sebagai wadah generasi muda untuk menyalurkan aspirasi dan karya pemuda dalam membangun dan dapat membanggakan masyarakat. Misi PFC adalah merekrut berbagai komponen masyarakat baik pemuda,pemudi maupun masyarakat untuk selalu mengedepankan aspirasi positif dan mampu mempraktekkannya secara nyata di masyarakat.
Terbentuknya PFC berawal dari pemikiran Gandholl Santoso, Cileng Wibowo dan Rois Gutho. Pada saat itu di Desa Karangtalun Lor sedang ada KKN mahasiswa Unwiku dan tepat di bulan Agustus yang notabene sedang banyak sekali kegiatan dalam rangka memeriahkan HUT RI.